Selasa, 18 Oktober 2011

Adi Parva ; Sangraha, Paushya , Pauloma Parva

2. Sangraha Parva


Parva ini berisi ringkasan secara garis besarnya terhadap masing masing parva dan sub parva yang terkandung dalam keseluruhan kisah Mahabharata.  Jadi tidak akan saya tulis karena akan mengakibatkan pengulangan pada parva dan upaparva berikutnya


3. Paushya Parva


Berkisah tentang Rishi Utanka murid dari Rishi Veda yang mendapat tugas dari istri gurunya untuk meminta anting anting Permaisuri dari Raja Paushya sebagai ‘guru Daksina’  Rishi Utanka berhasil memperoleh anting anting tersebut, namun dalam perjalanan menuju rumah gurunya, anting-anting dicuri oleh Naga Takshaka. Utanka pun mengejar sang Naga sampai ke dunia bawah, berkat bantuan Indra dan Agni, Utanka mengancam akan menghanguskan kediaman para Naga jika Takshaka tidak mengembalikan anting2 tersebut. Takshaka pun takut lalu mengembalikan anting2 sang Rishi, Utanka tiba di rumah sang Guru sesuai dengan waktu yang dijanjikan, mempersembahkan anting2 kepada istri gurunya, sambil bercerita tentang kisah perjalanannya kepada sang Guru.
Setelah guru Daksina terbayarkan, Utanka pergi ke Hastinapura menemui Raja Janamejaya, mengingatkan Sang Maharaja tentang kematian Maharaja Parikshit akibat gigitan Takshaka, sang Rishi menyarankan Maharaja Janamejaya untuk melakukan upacara Sarpa Sastra.

4. Pauloma Parva

Parva ini bercerita tentang keluarga Bhrigu, sorang Rishi yang diciptakan oleh Brahma dari api upacara yajna Varuna, Rishi Brighu ini menurunkan keturunan Brighu yang mulia, menguasai Veda dan cabang cabangnya dihormati Indra dan para Devata serta orang orang suci lainnya, keturunan Brighu disebut Bhargava ( dan kita tau, Parasurama disebut juga Bhargava, karena beliau lahir dari garis keturunan ini ).



Rishi Brighu mempunyai istri bernama Pauloma , seorang putri yang cantik jelita dan terkenal memiliki pativrata yang teguh. Pada sutu hari saat sang Rishi pergi membersihkan diri kesungai, datang seorang Rakshasa ke Ashram beliau, melihat Pauloma tengah mempersiapkan Yajna harian di dekat Api pemujaan. Terpesona melihat kecantikan dan aura Putri, Rakshasa yang juga bernama Pauloma itu bertanya kepada Agni ( Api Pemujaan ).
Agni menjawab bahwa wanita cantik itu adalah istri dari Rishi Brighu, Pauloma ( Rakshasa ) tidak puas dan kembali bertanya pertanyaan yang sama berkali kali namun jawaban Deva Agni tetap sama, sampai akhirnya Rakshasa Pauloma marah

“ engkau adalah Deva yang menjadi saksi dari setaip kejadian dan upacara, engkau seharusnya tau, bahwa Pauloma ( istri Brighu ) telah memlih aku sebagai kekasihnya, dia adalah istri ku dan milikku, tetapi ayahnya mengawinkan dia dengan Brahmana itu. Jadi katakanlah wahai Agni siapa wanita tersebut ?

Deva Agni pun bimbang, dia adalah saksi agung jadi tidaklah benar jika memberikan jawaban yang tidak jujur, namun jika dia berkata sebenarnya maka kemarahan Rishi Brighu akan menimpanya. Rakshasa Pauloma terus mendesak, akhir Agni menjawab

“ wanita ini memang memilihmu terlebih dahulu sebagai kekasihnya, tetapi dihadapanku Pauloma (Istri Brighu ) melangsungkan perkawinan dengan Brahmana Brighu, jadi menurut Veda dia adalah istri dari Brighu “

Mendengar kesaksian Agni, Rakshasa Pauloma berubah wujud menjadi babi hutan lalu melarikan Pauloma, wanita tersebut tak bisa membela diri, hanya bisa menjerit dan menangis, tetesan airmatanya di sepanjang jalan berubah menjadi aliran sungai. Pauloma saat itu tengah mengandung Putra Brighu, yang mengetahui apa yg menimpa ibunya, bayi dalam kandungan itupun lahir, badannya bersinar gemilang memancarkan energy yang luar biasa, dengan tatapan matanya dalam sekejap Rakshasa Pauloma berubah menjadi Abu.
Brahma yang melihat semua itu, menghibur Pauloma, sungai yang terbentuk dari tetesan air mata Pauloma diberi nama Vadhusara sedangkan putra yang baru lahir tersebut bernama Chyavana.

Brighu pun tiba ditempat itu dan melihat istri dan anaknya, menanyakan apa yang terjadi, Pauloma menceritakan awal mula kenapa dia dilarikan oleh Rakshasa Pauloma, timbul kemarahan sang Rishi, beliaupun mengutuk Agni bahwa sang Deva akan menjadi pemakan segala baik yang suci maupun yang kotor.

Agni memberikan alasan bahwa beliau berkata yang sebenarnya, dan dia tidak berbohong karena perannya sebagai saksi agung, namun Agni tidak mengutuk balik Rishi Brghu akan tetapi menarik diri dari dunia ini, sehingga Para Rishi dan Mahluk dunia tidak bisa melangsungkan Yajna karena tidak adanya Api pemujaan.

Karena tidak adanya Yajna selama beberapa lama, terjadi kekacauan di Tribhuana, para Deva dan Rishi pun menghadap Brahma.  Brahma memanggil Agni, dan memberi tahu bahwa kutukan Brighu pasti terjadi namun akibat dari kutukan tersebut ( Agni menjadi pemakan segala ) tidak akan mempengaruhi kemurnian Agni, beliau tetap suci dan tidak ternoda, mendengar sabda Brahma Agni pun setuju untuk hadir kembali dalam Api pemujaan dan upacara suci dan wujud lain yang berguna bagi TriBhuana.

---------------
Kisah kembali pada keturunan Brighu yang bernama Ruru putra Pramati yang bertunangan dengan Pramadvara putri angkat Sthulakesha, Pramadvara adalah putri Raja Gandharva Viswavashu dengan Menaka ( apsara ).
Suatu hari saat Pramadvara bermain dia digigit ular dan meninggal, Ruru pun meratap dan berduka, atas saran petunjuk utusan Svarga dan Raja Gandharva Viswavashu yg telah menghadap Dharmaraja ( Yama , Dewa kematian ) Ruru bias menghidupkan Pramadvara kembali dengan memberikan setengah hidupnya ( Ruru ). Pramadvara pun bisa bangkit kembali, sehingga mereka menikah dan bahagia.

Waktu pun berlalu, suatu hari Ruru pergi ketengah hutan untuk melalukan tapa, ditengah jalan beliau bertemu dengan ular bernama Dundhuba, Ruru bermaksud membunuhnya, namun Dundhunba mencegahnya, dia berkata bahwa wujudnya ularnya akibat kutukan, dulu Dundhuba adalah seorang brahmana bernama Sahasrapat, karena menggoda temannya Rishi Kaghama yang tengah melakukan Agni hotra, Sahasrapat menakuti nakuti Kaghama denga ular palsu yg terbuat dari rumput, maka dia dikutuk menjadi ular dan kutukannya berakhir setelah dia bertemu dengan Ruru seorang Rishi agung keturunan Brighu.

Dundhuba berubah kembali ke wujud aslinya, lalu bertanya mengapa Ruru bermaksud membunuhnya ketika berwujud ular, Ruru menceritakan karena peristiwa yang menimpa Pramadvara dia bersumpah untuk membunuh setiap ular yang dia temui. Dundhuba berkata, adalah keliru bila Ruru punya niat seperti itu, karena bangsa ular tidaklah sama , sifat mereka berbeda, lagipula membunuh ( menghilangkan nyawa ) bukanlah tindakan yang patut diambil oleh Brahmana, karena Brahmana harusnya berjiwa lembut,mempelajari Veda dan melakukan Yajna, tugas melakukan penghancuran ( membunuh …. ) adalah bagian dari tugas Khsatriya, Dundhuba memberikan contoh, bagaimana Brahmana Astika menyelamatkan ular dari Upacara Sarpa Sastra Raja Janamejaya. Ruru pun ingin tahu lebih lanjut kisah tersebut, tapi Dundhuba menghilang dan berpesan agar Ruru menanyakan kisah tersebut kepada ayahnya, Rishi Pramati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar