Dushmanta dan Shakuntala
(sambhava Parva continued.....)
[pengen
merubah cara penyajiannya, kali ini saya masukkan dialog dari para tokoh biar
suasana cerita lebih hidup]
Dushmanta
adalah seorang raja dari keturunan Paurava Beliau adalah pelindung bumi yang
dibatasi oleh empat lautan ( wilayah kerajaan ?) dan juga beberapa wilayah di
tengah lautan ,mampu menghalau semua musuh ke empat penjuru bahkan mengusir
kaum Mleccha saat beliau memerintah
rakyat hidup tenang dan sejahtera, tiada ketakutan akan wabah penyakit,
tiada ketakutan akan pencuri, keempat Varna menjalankan tugasnya masing masing
atas dasar kebajikan, tiada yang melakukan sesuatu karena menginginkan hasil
(pamrih) tapi murni karena kebajikan. Parjanya ( Indra ) menurunkan hujan turun
sesuai dengan waktunya bumi menghasilkan segala kebutuhan secara berlimpah.
Para brahmana memegang teguh kebenaran. Dushmanta adalah raja yang perkasa,
menguasai berbagai jenis senjata dan seni pertarungan, baik jarak dekat, maupun
jarak jauh dan mengusir semua musuh. Dalam kekuatan beliau bagaikan Vishnu ,
cemerlang bagaikan Surya dan tenang bagaikan Varuna serta sabar bagaikan
Prthivi.
Suatu hari
Dushmanta pergi untuk berburu ke hutan, dengan diiringi empat jenis pasukan (
pejalan kaki, berkuda, pasukan kereta dan Gajah ) yang dipersenjatai dengan
pedang tombak gada dan panah sedangkan disekeliling beliau para perwira
berbaris dengan gagah. Suara gempita para perwira dan prajurit di warnai suara
sankha dan genderang mengiringi gemerincing roda kereta dan derap langkah gagah pasukan
gajah.
Para putri
memandang dengan takjub dari beranda rumah mereka yang megah , mereka seakan
akan melihat Deva Indra , sambil memberikan pujian mereka menaburi sang Raja
denga bunga , Dushmanta dengan diiringi para brahmana utama yang terus mengumandangkan
doa untuk keselamatan dalam perjalanan pun segera menuju hutan untuk berburu
kijang.
Tiada
terhitung binatang buruan yang telah dibunuh oleh Dushmanta dan pengiringnya, ada
yang terbunuh oleh panah ada juga dibunuh dengan pedang atau gada dan tongkat.
beliau menjelajahi hutan membuat semua binatang ketakutan, mereka mulai berhamburan
ke segala penjuru, sehingga terjadi kekacauan di dalam hutan, banyak singa dan
macan yang terbunuh, gajah liar yang terluka pun berlari kesana kemari,
sisanyan (binatang yang lain ) ada yang mati kelelahan maupun karena kehausan.
Sang Raja kemudian memasuki hutan yang lain untuk melanjutkan perburuannya .
Dengan
diikuti pasukan yang kelelahan oleh haus dan lapar dihadapan raja kini
terbentang tanah gersang, beliau melalui tanah yang tiada ditumbuhi tanaman itu
sebelum memasuki hutan yang baru, Dushmanta sadar bahwa beliau akan memasuki
hutan dimana Risihi Agung keturunan Kasyapa tinggal, segera beliau
memerintahkan pasukannya menunggu di pinggir hutan, lalu beliau bersama beberpa
pengiring masuk kedalam hutan.
Dushmanta
menyaksikan keindahan Hutan yang tanahnya ditumbuhi rerumputan, setiah pohon
dipenuhi oleh bunga dan begitu rindah memberikan keteduhan, suara kepakan sayap
kumbang yang mengincar bunga begitu jelas terdengar, sang raja telah memasuki
kawasan pertapaan.
Pepohonan
yang setiap cabangnya dipenuhi oleh bunga bunga mekar berwarna warni terlihat
bagikan bagaikan ribuan pelangi, semilir angin dengan lembut menerpa membuat
bunga bunga berjatuhan seakan akan menyambut kedatangan sang Pemanah ,hutan itu
tiada ubahnya kediaman para Siddha, Charana dan Gandharva serta Apsara, tiada
pepohonan yang terlihat tanpa buah ataupun bunga, Dushmanta begitu terpesona
dengan suasana hutan yang bagaikan Nandana ( hutan milik Indra ) dihiasi
kicauan burung yang merdu dan kepakan sayap lebah pencari madu, bau harum wangi
bunga bertiup dari segala penjuru semerbaknya menambah teduh suasana , kicauan
burung yang riang diantar pepohonan seiring sang Raja menyaksikan para Yotis (
Yeti ? ), Valakhillya dan para Muni yang
duduk dibawah pepohonan rindang dengan api suci yajna melakukan upacara
persembahan dipinggir sebuah sungai, dimana binantang kecil dan kijang Nampak
melepas dahaga disana dengan tenang tanpa rasa takut begitu pula binantang
lainnya, sang Raja telah memasuki kawasan suci tiada ubahnya suatu wilayah
surgawi, kini beliau tahu telah berada di pertapaan Risihi Kanwa yang
termashyur keturunan Rishi Kasyapa , terlihat burung merak dengan anggun berada
disekitar pertapaan beliau sehingga pertapaan itu tak ubahnya bagaikan taman Chitraratha
sang Raja Gandharva ,beliau memutuskan untuk menemui sang Rishi guna memberi
penghormatan pada sang orang suci yang terkenal akan tapa bratanya yang hebat .
beliau memerintahkan sisa pengawalnya untuk menunggu, sendirian beliau memasuki
Ashrama Rishi Kanwa.
Ternyata
sang Rishi sedang tidak berada ditempat, Dushmanta disambut oleh seorang gadis
cantik bagaikan Devi Sree yang mengenakan pakaian seorang petapa bermata indah,
dengan ramah sang gadis menyambut sang Raja dengan hormat mempersilahkan duduk
serta menawarkan air untuk membasuh kakinya seraya mempersembahkan Arghya, sang
Putri menanyakan tentang kesehatan dan keadaan sang Raja. Dengan tutur kata
manis dia berkata
“ wahai sang
Raja, katakanlah perintahmu saya menunggunya “
“Aku
datang untuk menghadap Rishi yang mulia,
duhai putri yang cantik dimanakah beliau ?:
“ayahku
sedang pergi untuk mencari buah-buahan, jika anda mau menunggu sebentar lagi
beliau akan pulang “
Dushmanta
memang tidak melihat sang Rishi, pandangannya terarah pada sang gadis yang mempunyai
kecantikan tiada cela dan bertubuh indah, bibir yang tersenyum manis dengan
tingkah laku yang penuh sopan santun ,
sang raja menyadari kalau gadis dihadapannya ibarat bunga yang kini sedang
mekar mekarnya
“siapakah
engkau putri? Darimana asalmu? Siapakah orangtuamu, dengan segala kecantikanmu
mengapa engkau berada dihutan ini, dengan senyumanmu yang menawan hatiku, aku
sangat ingin mengetahui siapa dirimu?
Dengan bibir
tersenyum sang gadis menjawab
“wahai
Dushmanta, saya adalah putri dari Rishi Kanwa”
“Tapi
bagaimana mungkin hal itu terjadi? Rishi Kanwa yang mulia terkenal karena
Tapasya nya yang hebat bisa mempunyai
seorang putri, ceritakanlah duhai putri agar keraguan dihatiku sirna”
“Baiklah
raja, saya kan menceritakan asal usul saya, kisah ini saya dengar dari
penuturan ayah saya kepada Rishi yang pernah berkunjung kesini menanyakan hal
yang sama tentang diriku, sekarang dengarkanlah cerita beliau “
(Cerita
berikut adalah penuturan Rishi Kanwa kepada Rishi yang menjadi tamunya perihal
asal usul Sakuntala)
Suatu ketika
Rishi Viswamitra melakukan Tapa brata yang dahsyat sampai sampai membuat Indra
Raja para Dewa cemas, beliau menyangka Viswamitra melakukan Brata tersebut
untuk merebut posisinya, Indra kemudian memanggil Apsara Menaka untuk
mengagalkan Tapa sang Rishi
“ duhai
Menaka, kau Apsara yang paling utama, aku memintamu melakukan sesuatu untukku,
Rishi Viswamitra yang cemerlang bagaikan matahari tengah melakukan Tapa yang
hebat, ini membuatku cemas, pergilah kau kesana, rebutlah hatinya sehingga
tapanya tidak berhasil, dengan kecantikan dan keremajaanmu , duhai yang
tercantik diantara Apsara buatlah dia
“lupa” akan tapa yang dilakukannya dengan keramahan dan tutur kata
manismu ” mendengar permintaan Indra, Menaka yang bertubuh Indah pun menjawab
“Paduka yang
mulia, Rishi Viswamitra adalah Rishi yang termahsyur memiliki kekuatan tapa
yang hebat, beliaupun sangat mudah marah, Rishi yang kekuatan, tapanya yang hebat serta
kemarahannya telah membuat Paduka cemas, bagaimana mungkin hamba tidak ikut
cemas. ? sang Rishi dengan kemarahannya bahkan telah membuat Rishi Agung
Vasistha bersedih melihat kematian putra putranya, Rishi ini terlahir sebagai Kshatriya
namun kemuadian menjadi Brahmana dengan melakukan Tapa penebusan dosa, sang
Rishi dengan kehebatannya telah menciptakan mata air suci dimana sungai Kausiki
mengalir, sang Rishi juga telah menciptakan Svarga untuk Trisanku karena para
Deva menolak menerima Trisanku naik ke Svarga.
Katakanlah
wahai Raja Para Deva, bagaimana hamba terhindar dari kemarahan sang Rishi, yang
dengan sinarnya bisa membakar tri bhuwana, dengan pijakan kakinya bisa membuat
bumi bergetar , dia yang bisa mengelilingi dunia sepuluh kali dalam sekejap,
bagaimana mungkin hamba seorang wanita
biasa mampu ‘menyentuhnya’ ?
Tapi
bagaimanapun juga hamba akan melakukan perintah paduka, lindungilah hamba,
perintahlah Marut ( Deva Angin )
membantu hamba untuk menyingkap pakaian hamba, perintahkan juga Mamantha
(Kamadeva) turut serta membantu.
Setelah
menyampaikan syarat, Menaka pun pergi menuju tempat Kausika (Viswamitra)
melakukan Tapasya. Indra pun memenuhi permintaan Menaka dengan memerintakan
Deva angin membantu tugas Menaka.
Apsara
Menaka tiba di tempat sang Risihi yang tengah kusyuk melakukan tapa, dengan
gerak gerik menawan, Menaka memberi hormat lalu mendekati sang Rishi, disaat
itulah Marut bertiup, menerbangkan kain Menaka, tubuh sang Apsara yang cantik
itu terlihat putih bagai rembulan , pura pura malu mengejar kainnya yang
diterbangkan angin, seolah olah ia kesal akibat ulah angina tersebut, saat
itulah Viswamitra melihat keindahan pemandangan itu, Menaka begitu cantik dan
menawan tanpa cela oleh usia tua, menimbulkan hasrat sang Rishi agar Menaka
mendampinginya, Viswamitra pun mengundang Menaka agar sudi menemaninya yang
tiada menolak keinginan sang Rishi, mereka menghabiskan hari hari bersama untuk
beberapa lama namun terasa hanya bagai melewati satu hari.
Sang Rishi
memperoleh seorang putri dari Menaka yang bernama Sakuntala, saat tiba waktu
melahirkan, Menaka pergi ke tepi sungai
Malini di sebuah lembah sekitar gunung Himavat, setelah lahir sang bayi
ditinggalkan disana.
“Aku (Rishi
Kanwa) menemukan disana terbaring di alam liar saat hendak mencari air suci.
Tidak ada pemangsa seperti singa dan macan menghampirinya, tidak juga Rakshasa
serta pemangsa lain, sang bayi dilindungi oleh burung burung pemakan bangkai
yang menjaga disekelilingnya “
“Aku
memungutnya dan menjadikan dia anak, sesuai dengan kitab suci ada tiga hal
(tindakan) yang (menyebabkan seseorang ) bisa disebut seorang ayah
-
dia
yang memberinya badan ( Ayah Kandung )
-
dia
yang memberinya makanan ( merawat )
-
dia
yang sebagai pelindung
“aku
kemudian memberinya nama SAKUNTALA, karena dia dilindungi ( Tala ) oleh burung
(Sakunta ), demikianlah aku menjadi ayah Sakuntala, dan dia pun menggangap aku
sebagai Ayahnya “.
[sampai
disini cerita Rishi Kanwa berakhir ]
“ demikialh
kisah kelahiranku yang kudengar dari cerita ayahku kepada brahmana yang datang
berkunjung kesini”
Setelah
mendengar kisah Sakuntala, Dusmantha menyatakan isi hatinya
“ duhai
putri yang cantik, dengarkan permintaanku… jadilah istriku, semua akan
kupersembahkan padamu, kalungan bunga dari emas, segala perhiasan dan pakaian
indah dari segala pelosok negeri, mutiara, uang emas ,karpet akan kuhadiahkan padamu setiap hari, jadilah
istriku dengan jalan Gandharva , diantara semua bentuk perkawinan Gandharva
adalah yang utama
“Ayahku
sedang mencari buah2an O Raja, tunggulah
beliau kembali dulu”
“Dengarkanlah
putri, aku ingin engkau menjadi pedampingku, karena aku tahu… aku ada untuk
dirimu, dan hatiku adalah dirimu…. Setiap orang memiliki satu pasangan hatinya
masing masing, tiap orang bergantung pada hatinya sendiri, sesuai dengan
peraturan engkau dapat menyerahkan diri padaku.
Ada
delapan macam bentuk perka_winan : Brahma,
Daiva, Arsha, Prajapatya, Asura, Gandharva, Rakshasa, dan Paisacha *)
Manu Putra Brahma telah menyatakan hal ini, bahwa setiap bentuk (
perkawinan tsb ) sesuai dengan urutannya.
Ketahuilah
putri , Empat yang pertama cocok untuk brahmana sedangkan yang keenam cocok
untuk Kshattriya, bahkan sebagai Raja bentuk Rakshasa pun diijinkan, bentuk
perkawinan Asura dijinkan untuk Vaisya
dan Sudra, dari lima yang pertama, tiga adalah patut sedangkan dua lainnya
tidak patut . Paisascha dan Asura hendaknya jangan pernah dilaksanakan, hal ini sudah diatur dalam kitab semua orang
hendaknya mematuhinya, Gandharva dan Rakshasa adalah sesuai untuk Kshattriya,
jadi hilangkanlah kekhawatiranmu putri, jangan ragu untuk menjadi istriku
sesuai dengan ketentuan Gandharva Vivaha.
Mendengar
penjelasan Dushmanta maka Sakuntala pun menjawab
“bila benar
demikian adanya wahai keturunan Puru yang utama, maka dengarkanlah
persyaratanku…. Engkau harus memenuhi permintaanku, putra dari hasil
perka_winan kita haruslah menjadi penerusmu, bila engkau menyanggupinya maka
perkawinan kita akan bisa terwujud”
Dushmanta tidak
memerlukan waktu lam untuk mempertimbangkannya
“ jika
demikian, sesuai dengan keinginan putri, karena engkau pantas untuk
mendapatnya”
Demikianlah
perkawinan mereka terlaksana, satu sama lain menerima sebagai pasangan suami
istri berdasarkan ketentuan Gandharva Vivaha. Hingga tiba saatnya mereka
berpisah
“ aku akan
segera mengajakmu ke ibukota, aku akan mengirim menteriku beserta empat jenis
pasukan untu menjemputmu “ kata
Dushmanta berulangkali.
Sang Raja
kembali ke Ibukota dengan pikiran terbayang pada reaksi Rishi Kasyapa ( Kanwa
), apa yang akan dilakukan oleh beliau bila mengetahui hal ini.
Rishi Kanwa
datang setelah kepergian Dushmanta, karena malu Sakuntala tidak menyambut kedatangan ayahnya, namun sang
Rishi yang sudah tinggi pengetahuan spiritualnya mengetahui apa sebenarnya yang
telah terjadi
“ putriku apa
yang kau lakukan hari ini, berhubungan dengan seorang pria secara rahasia tanpa
menunggu kepulanganku tidak akan menodai
kesucianmu, perka_winan secara Gandharva
didasarkan atas keinginan seorang wanita dan pria karena saling tertarik tanpa disertai mantra
dan (upacara) lainnya adalah terbaik buat kshattriya. Dushmanta adalah orang yang berbudi luhur, kau telah menerimanya
sebagai suami, putra yang akan terlahir nanti akan menjadi Raja Perkasa dan
termashyur di dunia, dia akan mengarungi lautan, dia akan memiliki kekuatan
seorang raja di raja, semua musuhnya tidak akan mampu membendung kekuatannya.”
Sakuntala
kemudian mendekati sang ayah yang kelelahan , membasuh kakinya serta menaruh
buah-buahan yang dikumpulkan sang Rishi pada tempatnya
“mohon ayah
memberkati Dushmanta yang telah aku pilih sebagai suami ku beserta menteri
menterinya
“ demi
kebaikannmu aku akan memberi anugerah kepada Dushmanta, namun katakanlah
putriku, apa yang kamu inginkan ? “ Tanya sang Rishi
Sakuntala
demi kesejahteraan Dushmanta memeinta anugerah agar penerus Dinasti Paurava
semakin berbudi dan tidak terjatuh dari kekuasaanya.
Waktu pun
berlalu sepeninggal Dushmanta dan janji-janjinya, tiba waktunya Sakuntala
melahirkan seorang anak yang memiliki tenaga luar biasa.. pada saat berumur 3
tahun sang anak terlihat bersinar bagai pijaran api dianugerahi ketampanan dan
budi yang luhur. Rishi Kanwa telah
melakukan segala ritual yang diperlukan untuk sang anak, Dalam hal kekuatan sang anak punya kemampuan
untuk membunuh singa sekalipun, dia
bersinar bagai putra dari surgawi dan tumbuh dengan cepat.
Di usia 6 tahun sang anak telah mampu menjinakkan dan
mengikat binatang seperti Singa, Macan, Beruang dan Gajah pada pohon pohon yang
tumbuh di sekitar Ashrama, kadang dia suka menunganggi beberapa binatang, atau sekedar bermain main
dan berolahraga dengan mereka. Para
penghuni pertapaan memberinya nama Sarvadamana karena dia mampu menaklukan dan
mengendalikan segala sesuatu. Sang Rishi telah melihat kemampuan Sarvadamana
yang luar biasa dan menilai sudah tiba waktunya bagi sang anak untuk dinobatkan
sebagai penerus tahta sang ayah, beliau pun memerintahkan kepada murid muridnya
untuk mengantar Sakuntala dan putranya ke Hastinapura
“ segera
kalian antar anak ini dan Sakuntala
kepada suaminya, seorang wanita tidaklah baik jika terlalu lama tinggal bersama keluarga ayah atau ibunya.
Tempat tinggal seperti itu akan merusak reputasi, kesucian dan nama baiknya”
Para murid
pun menyanggupinya mere Pergi ke kota Hastinapura, Sakuntala beserta anaknya
pergi meninggalkan hutan tempat dia pertama kali mengenal Dushmanta. Ibu dan
anak tersebut terlihat bersinar bagai penghuni svarga. Para murid memperkenalkan Mereka setiba di
kediaman Dushmanta, setelah itu mereka kembali pulang ke pertapaan.
Sepeninggal
para brahmana, Sakuntala melakukan penghormatan yang sepatutnya dilakukan
seorang istri kepada suaminya sang Raja lalu berkata pada Dushmanta
“ wahai Raja
ini adalah putramu, segera nobatkan dia sebagai pewaris mu, putra yang bagaikan
penghuni svarga ini terlahir dariku atas dirimu, ingatlah janjimu dulu dan
kesepakatan yang pernah kita buat di kediaman Rishi Kanwa”
Mendengar hal
tersebut sang Raja pun ingat segalanya, di lalu berkata
“aku tidak
mengingat apapun, siapa dirimu wahai wanita jahat ? yang menyamar menjadi
petapa, aku tidak pernah memiliki hubungan denganmu atas nama Dharma, Artha,
dan Kama “
Pergi… atau
tinggal atau lakukan apayang kamu suka ! “
Mendengar
ucapan sang Raja, Sakuntala menjadi malu dan begitu berduka, kesadarannya
hilang sejenak ,dia terdiam ,berdiri seperti tiang kayu untuk sesaat lamanya… matanya
menjadi merah bagai tembaga, bibirnya bergetar, dengan tatapan tajam ia menatap
sang Raja seakan akan hendak membakarnya dengan pandangan mata. Kemarahan nya
muncul bagaikan api pertapaan, namun dia berusaha untuk meredamnya, dia menenangkan
pikirannya sesaat, meski hati diliputi kesedihan dan kemarahan, lalu dengan rasa marah dia berkata pada sang Raja
“ mengetahui
segalanya wahai sang raja, mengapa engkau bertingkah seperti manusia rendah
dengan mengatakan tidak tahu ? hatimu adalah saksi kebenaran dan juga
ketidakbenaran dalam segala hal “
Untuk itu
bicaralah jujur tanpa merendahkan dirimu, seseorang yang bertindak seperti orang lain
sesungguhnya adalah seorang peampok dan
pencuri atas diri mereka sendiri, apa kamu mengira hanya dirimu sendiri yang
mengetahui segala keinginanmu?
Ketahuilah
wahai raja, ‘Dia yang sadar’ ( Narayana) besemayam di hatimu , Dia mengetahui
semua dosamu, dan engkau melakukan dosa terbesar dalam kehadirannya.jika engkau
mengira dosamu tidak ada yang mengamati.
“Tapi
dosa itu diamati oleh para Dewa dan juga
oleh ‘Dia’ yang bersemayam disetiap hati para insan. Matahari, bulan, udara, api , bumi, langit,
air , hati, Yama, siang dan malam juga pergantian waktu ( senja dan pagi ) dan
Dharma adalah semua saksi dari perbuatan manusia.
Yama putra
Surya tidak akan mencatat dosa dari
insan yang membuat Narayana ‘saksi segala hal’ itu puas dan senang, tetapi bilamana
Narayana tidak berkenan maka orang tersebut akan mengalami siksaan atas dosanya
yang akan dilakukan oleh Yama.”
Mereka yang
merendahkan diri dengan berpura pura menjadi orang lain, tidak akan diberkahi
oleh deva, aku adalah istri yang berbakti pada suami…. Aku dating atas
kemauanku sendiri, aku adalah istrimu dan pantas diperlakukan dengan hormat,
tapi engkau tidak memperlakukan aku dengan hormat apakah karena aku dating atas
kemauanku sendiri?
Dihadapan
banyak orang mengapa engkau memperlakukan aku seperti wanita kebanyakan? Saat di hutan belantara aku tidak pernah
menangis…. Dengarlah baik baik raja, jika kau tidak melakukan seperti yang aku
minta , maka kepalamu akan pecah berkping-keping.
“seorang
suami yang ‘memasuki’ Rahim istrinya akan keluar lagi dalam wujud seorang
putra, oleh karena itu mereka yang menguasai Veda memnyebut seorang istri
sebagai Jaya ( asal darimana terlahir ) dan seorang anak akan menyelamatkan
arwah leluhurnya, oleh mereka yang menguasai mantra Veda seorang anak disebut
[b]put[/b] ( penyelamat ) dari leluhur ( pit ) bahkan Brahma sendiri
menyebutnya Puttra ( akar kata put )
Dengan
seorang anak, seseorang akan menaklukkan ketiga dunia, dengan seorang anak
seseorang akan mencapai keabadian, dan dengan cicit buyut para leluhur akan
mencapai kebahagiaan yang tiada berakhir
[b]Seorang
dikatakan istri sejati apabila[/b] : dia cakap dalam mengurus pekerjaan rumah
tangga, dia yang telah melahirkan anak , dia yang didalam hatinya memuja dan
menghormati suami, dia yang hanya mengenal suaminya tiada (laki laki) lain
lagi.
Seorang istri
adalah setengah bagian dari pria ( suaminya ) , seorang istri adalah teman yang
paling utama, seorang istri adalah dasar dari agama “
Mereka yang
mempunyai istri akan mampu menyelenggarakan upacara, mereka yang mempunyai
istri akan memiliki tempat tinggal yang tetap, mereka yang memeliki istri akan
diliputi rasa riang gembira, mereka yang memiliki istri akan memperoleh
keberuntungan, istri yang bertutur kata manis menjadi teman dalam menikmati
kesenangan”
Seorang istri
akan menjadi ayah pada saat mpenyelenggaraan upacara, seorang istri akan
menjadi ibu saat sakit dan cemas. Bahkan dalam perjalanan jauh di tengah hutan
dan belantara, seorang istri mampu memberikan kesegaran dan keteduhan.
Dia yang
mempunyai istri akan memperoleh kepercayaan dari orang lain, seorang istri
adalah milik yang paling berharga , bahkan ketika sang suami meninggalkan dunia
ini menuju alam Yama, maka seorang istri yang setia akan menemaninya kesana.
Seorang istri bila pergi akan menunggu terlebih dahulu sang suami, namun bila
suaminya telah melangkah pergi maka sang istri akan mengikuti dari dekat.
Atas alas an
alas an tersebut wahai Raja… perka_winan itu ada, seorang suami akan senantiasa didampingi oleh
sang istri baik didunia ini maupun di dunia lain, telah dikatakan oleh mereka
yang terpelajar bahwa seorang istri yang telah melahirkan seorang anak, maka
sang suami harus menghormati seperti dia menghormati ibunya sendiri , bila di
menatap wajah anaknya yang terlahir dari istrinya maka seorang ayah hendaknya
melihat anaknya bagai melihat bayangan
dirinya sendiri didalam cermin.
Seorang suami
akan senantiasa ditemani oleh sang istri baik dalam kebahagiaan maupun dalam
kesengsaraan, seorang pria bahkan dalam keadaan marah jangan pernah melakukan
tindakan yang tidak disukai oleh sang istri, seorang suami mapu tidaknya
mencapai kebahagiaan , kesenangan dan keluhuran budi bergantung pada sang
istri.
Seorang istri
ibarat tempat suci bagi suami di mana dia terlahir, bahkan para Rishi tidak
mampu memnciptakan mahluk tanpa bantuan dari seorang wanita
Adakah
kebahagiaan yang lebih besar daripada perasaan seorang ayah melihat sang anak
berlari menuju kearahnya meski tubuh sang anak penuh debu, lalu duduk
dipangkuannya ?
Mengapa
engkau tidak peduli pada puteramu, yang menatapmu dan berharap bisa menyentuh
kakimu ? bahkan semutpun akan mengangkat telurnya tanpa merusak, lalu mengapa
engkau yang berbudi luhur tidak
mengangkat putra mu ?
Sentuhan
pasta cendana yang lembut , sentuhan dari
seorang wanita, sentuhan air dingin yang menyegarkan takkan mampu mengalahkan
sentuhan seorang anak dalam pelukan orang tuanya
Seperti
brahmana adalah paling utama dari mahluk berkaki dua, sapi paling utama dari
mahluk berkaki empat, seorang pelindung paling utama diantara majikan maka seorang anak adalah yang paling utama
dari segala obyek kesenangan untuk disentuh dan dipeluk.
Wahai
penakluk musuh, aku telah membawa anak ini kepadamu , yang mampu melenyapkan
semua kesedihanmu, aku mengandungnya selama 3 tahun, dia kan meyelenggarakan
100 kali Aswamedha , demikian suara langit ketika anak ini lahir.
Engkau tahu
bahwa para brahmana mengucapkan mantra veda ini berulang ulang pada saat
upacara ritual saat anak masih bayi
[i]“engkau
yang telah lahir dari badanku , engaku berasal dari hatiku,
engkau adalah diriku dalam wujud seorang anak
hiduplah sampai 100 tahun, hidupku bergantung padamu, juga garis
keturunanku, hiduplah dengan penuh kebahagiaan selama 100 tahun”[/i]
Lihatlah
dirimu pada diri anakmu seperti engkau melihat bayangan dirimu di air danau
yang jernih, laksana api suci upacara yang menyala dari rumah kerumah, anak ini
berasal darimu, meskipun engkau tetap satu walau sebenarnya telah terbagi (
menjadi anak ini ).
“ pada saat
berburu dan mengejar rusa, engkau melihat diriku , aku adalah seorang gadis
yang berada di Ashram ayahnya, wahai raja Urvasi, Purvachitti, Sahajanya,
Menaka, Viswachi, dan Ghritachi adalah apsara yang terkemuka, yang paling utama
diantaramereka adalah Menaka, turun dari svarga menuju bumi setelah berhubungan
dengan Rishi Viswamitra beliau melahirkanku. Apsara yang terkenal itu membawa
ku ke lembah Himavat, disana beliau membuangku seolah olah aku adalah anak
orang lain, dosa apa yang telah aku lakukan ? baik sekarang atau dikehidupanku
yang lain ? saat bayi aku telah dibuang oleh orang tua ku dan kini engkau juga
membuang dan menyingkirkan aku dari kehidupanmu…… aku siap untuk kembali ke
tempat ayahku, tapi engkau tidak boleh membuang dan menelantarkan anakmu “
Mendengar
semua ucapan Sakuntala, Dushmanta berkata
“aku tidak
tahu mempunyai seorang anak darimu , wanita biasanya berbohong, siapa yang akan
percaya dengan kata-katamu ? Menaka yang ‘nakal’ adalah ibumu dia membuangmu di
dataran Himavat, seperti membuang bunga yang telah selesai digunakan memuja
para Deva
Ayahmu
adalah Viswamitra yang penuh nafsu, dia terlahir dalam keluarga Kshattriya
namun ingin menjadi brahmana, engkau miskin dari kasih sayang
Namun
bagaimanapun juga Menaka adalah Apsara
yang utama, demikian juga Viswamitra adalah seorang rishi yang utama, engkau adalah
anak mereka, tapi mengapa kelakuanmu seperti wanita jalang ?ucapanmu tidak
pantas dihargai, tanpa malu engkau berkata pada semua orang dihadapanku,
pergilah wanita jahat ketempat Menaka yang utama atau pergi ke tempat sang
Rishi, bawalah serta anak mu, anak ini
tumbuh begitu engaku bilang dia masih anak anak tapi mengapa ia tumbuh cepat
bagai pohon Sala , apa yang engkau ceritakan tidak ada yang aku ketahui dan aku tidak mengenalmu, pergilah sekarang
juga ketempat yang mana engkau suka dan kau pilih.”
Sakuntala
pun menjawab
“
wahai raja engkau mampu melihat kejelekan orang lain walaupun itu sebesar biji
sawi namun engkau tidak menyadari kekurangan mu yang sebesar buah Vilva ( Maja
? Aegle Marmelos )
Menaka
adalah penghuni Svarga terhitung sebagai
salah satu Apsara yang terkemuka , kelahiranku jauh lebih tinggi dari dirimu ,
engkau yang berjalan dimuka bumi tapi
(ibu) ku menjelajahi langit,perbedaan kita bagaikan gunung Meru dibandingkan
dengan biji sawi ….. dengan kemampuanku aku bisa mencapai kediaman Indra ,
Kuvera, Yama dan Varuna.aku mengatakan ini untuk mengingatkan (dan demi
kebaikan) mu bukan untuk bermaksud buruk ( menyombongkan diri atas kelahiran ).
Kau harus mengerti maksud ucapanku.
Seseorang
yg buruk rupa akan membandingkan kalau dirinya lebih tampan dari orang lain
saat bercermin, saat melihat bayangan wajahnya yang buruk rupa itulah dia
melihat perbedaan dirinya dengan orang lain, tapi orang yg benar benar rupawan
tidak pernah menjelek2 kan orang lain
Dia
yang selalu bicara buruk akan menjadi seorang
pen caci maki. Ibarat babi yang akan selalu mencari kotoran dan kubangan
meski dia tengah berada di taman bunga, jadi orang yang jahat akan selalu
memilih kata2 yang buruk dari orang lain yang berbicara baik dan buruk [
mencari kesalahan orang lain –pen ].
Namun
seorang yang bijak akan mampu memilah ucapan baik dan buruk dari orang lain dan
akan memilih hanya yang baik saja seperti halnya angsa yang mampu hanya minum
susu meski tercampur dengan air.
Orang
yang jujur akan terluka bila berbicara rentang kejelekan orang lain sebaliknya
orang yang jahat melakukannya dengan penuh sukacita. Orang baik akan senang
mengingat hal yang baik dari masa lalu tetapi mereka yang jahat dengan senag
hati akan melupakannya. Orang yang baik akan bahagia bila tidak mencari
kesalahan orang lain sebaliknya orang jahat akan senang mencari cari kesalahan/
keburukan orang lain. Orang jahat akan selalu menjelek2kan orang yang baik,
sedangkan orang baik tidak akan membalasnya meski mereka terluka oleh kelakuan
si jahat. Adakah yang lebih menggelikan didunia ini daripada orang jahat yang
secara jujur memperlihatkan keburukannya ?
Bahkan
para atheis akan mersa terganggu dengan mereka yang jatuh dari kejujuran dan
kebajikan, bagaimana dengan diriku? Yang selalu berada dalam lingkaran
kebenaran ? Dia yang memliki seorang putra tapi tidak mengakuinya tidak akan
mampu mencapai dunia yang dia inginkan. Para Deva akan menghancurkan
keberuntungan dan segala miliknya .
Para
Pitri (leluhur) mengatakan bahwa anak adalah penerus generasi dan keturunan,
dia (mempunyai anak) adalah tindakan
yang paling utama dalam semua tindakan ritual agama, oleh karena itu tidak
seorangpun bileh menelantarkan anaknya.
Manu
mengatakan ada lima cara seseorang mendapatkan putra
-
dari
istrinya ( membuahi )
-
pemberian
dari orang lain ( anak angkat )
-
dengan
membeli berdasarkan pertimbangan tertentu
-
mereka
yang dirawat dan dipelihara dengan kasih saying
-
mendapatkan
dari wanita lain (bukan dari istrinya )
seorang
Putra adalah penyangga Dharma dan pencapaian seseorang menciptakan kebahagiaan,
dia adalah penyelamat para leluhur dari Naraka. Janganlah engkau berperilaku
seperti itu.. meninggalkan anakmu sendiri, oleh karena itu wahai singa
perkasa [b]sayangi dirimu. Hargai
kebenaran dan kebajikan dengan menyanyangi dan menghargai putramu[/b] jangan
melakukan ketidakbenaran ini.
[i]“(membuat)
sebuah bendungan/telaga lebih mulia daripada (membuat) 100 sumur, (melakukan)
upacara persembahan lebih mulia disbandingkan dengan membuat sebuat bendungan,
seorang anak lebih mulia daripada sebuah upacara persembahan, kebenaran (
Dharma ) lebih mulia daripada 100 orang putra, Dharma jika dibandingkan dengan
100 upacara Aswamedha lebih mulia Dharma itu sendiri. Dharma menurut hematku
setara dengan mempelajari seluruh Veda dan dengan mengunjungi seluruh tempat
suci (tirthayatra). Tidak ada kebajikan yang setara dengan Dharma, tidak ada lagi
yang lebih mulia daripada Dharma. Dharma adalah Tuhan itu sendiri, Dharma
adalah sumpah tertinggi.”[/i]
Jangan
ingkari janjimu , bersatulah dengan Dharma.
jika dihatimu tidak ada ruang untuk menghargai kata kataku aku akan
pergi atas kemauanku sendiri, sehingga engkau tidak perlu menemani, tapi
bagaimanapun juga jika engkau pergi ( ke hutan, vanaprastha ) maka putraku ini
yang akan menggantikanmu memerintah dunia
yang dibatasi oleh empat lautan dan dihiasi oleh pengunungan ini
Sakuntala
setelah memberikan wejangan pada sang Raja bersipa hendak pergi, namun tiba
tiba terdengar suara dari langit tanpa wujud berkata pada Dushmanta yang duduk
di singhasananya dikeliling oleh para menteri, Pendeta istana dan para sesepuh.
“Seorang Ibu
memberikan daging yang membungkus, seorang anak adalah dirinya sendiri bagi
seorang ayah, oleh karena itu… Dushmanta sayangi putramu dan jangan menghina
Sakuntala lagi. Wahai raja seorang anak
berasal dari tubuh ayahnya yang akan menyelematkan leluhurnya dari kediaman
Yama. Engkau adalah ayah dari anak ini… Sakuntala berkata benar , seorang suami
membagi tubuhnya, sebagaian terlahir dari istrinya dalam wujud seorang anak.
Sayangi putramu yang lahir dari Sakuntala, hidup dengan melupakan anak
sendiriakan dijauhi oleh keberuntungan. Oleh karena itu wahai penerus generasi
Puru sayangi putramu yang lahir dari Sakuntala .
Karena putra
yang mulia ini engkau sayangi begitu juga dunia akan mengasihinya maka dia akan
dikenal dengan nama [b]Bharata[/b] (kesayangan/ yg dikasihi)
Mendengar
suara dari para penghuni Svarga, Dushamanta sangat bahagia, dia kemudian
berbicara kepada para Pendeta istana dan menteri menterinya
“apa kalian
telah mendengar suara dari penghuni Svarga ? sejak awal aku telah tahu bahwa
anak ini adalah putraku, jika aku mengakuinya hanya semata mata karena ucapan
Sakuntala, maka rakyatku akan curiga dan tidak mempercayai kemurnian dari
putraku”
Dushmanta
begitu gembira, beliau memeluk putranya karena Svarga telah memberikan kesaksian
akan kemurnian anaknya, sang Raja memerintahkan untuk melakukan segala upacara
yang diperlukan bagi anaknya, dia mencium kening Bharata dan memeluknya dengan
kasih sayang. Para brahmana memberikan berkah dan para Magadha ( penyanyi
istana) mengumandangkan lagu pujian.
Beliau juga
menyambut Sakuntala dengan penuh kasih saying dan berkata padanya dengan
lemahlembut penuh kasih untuk menenangkan Sakuntala
“ duhai
Devi, pertemuan (perka_winan)ku dengan mu terjadi ditempat yang sunyi, karena
itu aku berpikir bagaimana caranya untuk menunjukkan kemurnian dirimu dan
hubungan kita, rakyat akan menyangka kita melakukannya semata mata karena
dorongan hasrat bukan sebagai suami istri , bila demikian maka putraku yang
akan ku nobatkan sebagai penggantiku akan dianggap tdak murni kelahirannya.
Semua kata
kata pedasmu yang keluar karena kemarahanmu telah aku maafkan, engkau adalah
kesayanganku “ Dushmanta meraih tangan
Sakuntala dan menerimanya sebagai istri melalui suatu prosesi persembahan/
pemberian wewangian, makanan dan minuman
Demikian
sang Bharata putra Dushmanta dinobatkan menjadi pengganti ayahnya, sangat
terkenal dan kuat, suara gemerincing roda keretanya seperti suara roda kereta
surgawi memenuhi penjuru dunia, Bharata kemudian mampu menundukkan kejayaan
para Raja yang lain, dia memrintah dengan penuh kebajikan, sang Raja yang jaya
dan kuat mendapat gelar sebagai Cakravarti dan Sarvabhauma ( penguasa dunia ).
Sang raja
menyelenggarakan banyak upacara seperti halnya Sakra, penguasa para Marut,
beliau memberi hadiah dan persembahan yang banyak serta melimpah kepada para
Brahmana , beliau melaksanakan Aswamedha dan mempersembahkan 1000 keping uang
emas kepada Rishi Kanwa sebagai “guru daksina”.
Demikian
selanjutnya garis keturunan berikutnya dikenal dengan nama keturunan Bharata,
dari garis keturunan termasyur ini akan terlahir banyak sekali orang2 mulia
yang dianugerahi kekuatan yang luar biasa.
[kisah
Dushmanta dan Sakuntala Tamat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar